NOKTAH NOKTAH DOSA

NOKTAH NOKTAH DOSA

(TERAPI PENYAKIT HATI)

[IBNU QAYYIM AL-JAUZIYYAH]

SETIAP PENYAKIT ADA OBATNYA

Telah disebutkan di dalam Shahih Al-Bukhary,dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu,dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,beliau bersabda,

“Allah tidak menurunkan penyakit melainkan juga menurunkan penawar baginya.”

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menganggap kebodohan sebagai penyakit.Adapun penyembuhnya ialah bertanya kepada orang-orang yang berilmu.

AL-QUR’AN SEBAGAI 0BAT PENAWAR

Sebagaimana firman-Nya,

“Dan,Kami turunkan dari AL-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”(Al-Ira’:82)

DOA ADALAH OBAT PENAWAR YANG PALING BERGUNA

Doa termasuk obat penawar yang paling berguna, karena doa itu  musuhnya musibah, yang dapat menolaknya,mencegah turunnya musibah dan menghilangkannya,atau minimal ia meringankan jika musibah itu benar-benar turun.Jadi doa merupakan senjata orang Mukmin. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Doa itu adalah senjata orang Mukmin,sendi agama dan cahaya langit dan bumi.” (Diriwayatkan Al-Hakim di dalam Shahih-nya,dari Ali bin Abu Thalib).

“Tidak ada yang dapat menolak qadar kecuali doa dan tidak ada yang dapat menambah umur kecuali kebajikan.Sesungguhnya seseorang benar-benar terhalang rezkinya karena dosa yang dilakukannya.”(Diriwayatkan Al-Hakim dari hadits Tsauban).

“Siapa yang tidak mau memohon kepada Allah,maka Allah murka kepadanya.” (Diriwayatkan Ibnu Majah dari hadits Abu Hurairah).

“Janganlah kalian menjadi lemah dalam berdoa,karena tidak ada seseorang yang binasa karena berdoa.”(Diriwayatkan Al-Hakim dari hadits Anas).

“Sesungguhnya Allah mencintai orang yang terus-menerus dalam berdoa.”(Al-Auza’y dari Az-Zuhry,dari Urwah,dari Aisyah Radhiyallahu Anha).

Hal-hal Yang Menghalangi Terkabulnya Doa

Di antara hal-hal yang dapat menghalangi rentetan pengaruh doa,ialah jika hamba menginginkan pengabulan dengan segera dan dia menganggap lambat pemenuhannya,lalu dia merasa letih,jemu dan akhirnya tidak mau berdoa lagi.Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Dikabulkan bagi seseorang di antara kalian selagi dia tidak terburu-buru,seraya berkata,’Aku sudah memanjatkan doa namun belum jua dikabukan bagiku,’” (Diriwayatkan Al-Bukhary di dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah).

WAKTU-WAKTU PENGABULAN DOA

Doa akan segera dikabulkan jika kehadiran hati,kebersamaan dan keyakinannya terhadap apa yang dipinta,dengan dipadukan dengan salah satu dari enam waktu pengabulan doa,yaitu:Sepertiga terakhir dari waktu malam, Ketika adzan, Antara adzan dan iqamah, Seusai shalat fardhu, Ketika imam naik ke atas mimbar pada hari Jum’at hingga usai shalat pada hari itu, Saat-saat terakhir sesudah shalat Ashar.

Hal ini dipadu lagi dengan kekhusyu’an di dalam hati, ketundukan di hadapan Allah serta merendahkan diri.Posisi orang yang berdoa menghadap ke arah kiblat, dalam keadaan bersuci, menengadahkan tangan ke atas, memulai dengan pujian kepada Allah, kemudian shalawat kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, menghaturkan kebutuhannya kepada ampunan Allah, kemudian mengulang-ulang permohonan kepada Allah, bergantung kepada-Nya,memanjatkan doa dengan rasa takut dan berharap, bertawasul dengan asma dan sifat-Nya.

Doa semacam ini hampir-hampir tak tertolak sama sekali.Apalagi jika doa yang dipanjatkan seperti yang dikabarkan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,yang diyakini pengabulannya, atau jika doa itu mengandung salah satu asma’ Allah Yang agung.

BEBERAPA  DOA  MA’TSUR

Disebutkan di dalam As-Sunan dan Shahih Ibnu Hibban,dari hadits Abdullah bin Buraidah,dari ayahnya,bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah mendengar seseorang memanjatkan doa,

“Ya Allah,sesungguhnya aku memohon kepada-Mu,aku bersaksi bahwa Engkau adalah Allah yang tiada Ilah melainkan Engkau,Yang Maha Esa dan tempat meminta segala sesuatu,yang tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,yang tak ada seorang pun yang setara dengan-Nya.” Lalu beliau bersabda,”Dia telah memohon kepada Allah dengan asma’,yang apabila dimohonkan dengannya,maka Dia memberi,dan jika dipanjatkn doa dengannya,maka Dia mengabulkan.” Dalam lafazh lain disebutkan,”Engkau telah memohon kepada Allah dengan asma’-Nya yang agung.”

Di dalam As-Sunan dan Shahih Ibnu Hibban juga disebutkan dari hadits Anas bin Malik,bahwa dia pernah bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sambil duduk, sementara ada seseorang yang mendirikan shalat,kemudian orang itu memanjatkan doa,

“Ya Allah,sesungguhnya aku memohon kepada-Mu bahwa segala puji bagi-Mu,yang tiada Ilah melainkan Engkau,Pemberi anugerah,Pencipta langit dan bumi,wahai Dzat yamg memiliki keagungan dan kemuliaan,wahai Yang Mahahidup dan yang senantiasa menangani urusan hamba.” Lalu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,”Dia telah berdoa kepada Allah dengan asma’-Nya yang agung,yang apabila dipanjatkan doa dengannya,maka Dia mengabulkan,dan apabila dimohon dengannya,maka Dia memberi.”

Di dalam Musnad Al-Imam Ahmad dan Shahih Al-Hakim disebutkan dari hadits Abu Hurairah,Anas bin Malik dan Rabi’ah bin Amir,dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,beliau bersabda,

“Terus-meneruslah membaca,’Ya Dzal-Jalaali wal-Ikraam’.”

 

 

Di dalam Jami’ At-Tirmidzy disebutkan dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu,bahwa jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam digelisahkan oleh suatu urusan,beliau menengadahkan muka ke langit,dan bersungguh-sungguh dalam berdoa,sembari mengucapkan, “Ya Hayyu ya Qayyuum”

Di sana juga disebutkan dari hadits Anas bin Malik,dia berkata,”Jika Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam disusahkan suatu urusan,beliau mengucapkan,

“Wahai Yang Mahahidup,wahai Yang terus-menerus mengurus makhluk-Nya,dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan.”

Di dalam Jami’At-Tirmidzy dan Shahih Al-Hakim disebutkan dari hadits Sa’d bin Abu Waqqash, dari Nabi  Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Doa Dzun-Nun ketika dia berada di perut ikan paus ialah:’Tiada Ilah melainkan Engkau,Mahasuci  Engkau,sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zhalim.’ Sesungguhnya sekali-kali orang Muslim tidak berdoa dengannya tentang sesuatu melainkan Allah mengabulkan baginya.”

Siapa pun orang Muslim yang mengucapkan doa ini sebanyak empat puluh kali ketika dia sedang sakit,lalu dia meninggal dunia selagi masih sakit itu,maka dia akan diberi pahala layaknya orang mati syahid.Kalau pun dia sembuh,tentu dia akan sembuh dan dosanya diampuni.

Di  dalam Ash-Shahihain disebutkan dari hadits Ibnu Abbas,bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda ketika sedang kesusahan,

“Tiada Ilah melainkan Allah Yang Mahaagung dan Maha Penyantun,yang tiada Ilah melainkan Allah Rabb ‘Arsy yang agung,tiada Ilah melainkan Allah Rabb langit yang tujuh dan Rabb bumi serta Rabb ‘Arsy yang mulia.”

Di dalam Musnad Al-Imam Ahmad disebutkan dari hadits Ali bin Abu Thalib Radhjyallahu Anhu, dia berkata,”Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengajariku jika aku ditimpa kesusahan untuk mengatakan,

“Tiada Ilah melainkan Allah Yang Maha Penyantun lagi Mahamulia,Mahasuci Allah Rabb “Arsy yang agung,dan segala puji bagi Allah Rabbul-‘alamiin.”

Di dalam Musnad Al-Imam Ahmad juga disebutkan dari hadits Abdullah bin Mas’ud,dia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Sekali-kali tidaklah ada kekhawatiran dan ketakutan yang menimpa seseorang,lalu dia mengucapkan, ‘Ya  Allah,sesungguhnya aku adalah hamba-Mu,anak hamba-Mu,anak hamba-Mu yang wanita,ubun-ubunku ada di Tangan-Mu,hukum-Mu berlaku padaku, qadha’-Mu adil  padaku,aku memohon kepada-Mu ya Allah dengan segala nama yang menjadi milik-Mu,yang dengannya Engkau menamai diri-Mu,atau Engkau mengajarkannya kepada seseorang di antara makhluk-Mu,atau Engkau menurunkannya di dalam Kitab-Mu,atau Engkau tetapkan di dalam ilmu gaib di sisi-Mu,agar Engkau menjadikan Al-Qur’an Al-Azhim sebagai musim semi hatiku,cahaya dadaku,hilangnya kesedihanku dan perginya kekhawatiranku’,melainkan Allah menghilangkan kekhawatiran dan kesedihannya,mengganti tempatnya dengan kegembiraan.”Ada yang bertanya,Wahai Rasulullah,tidak bolehkah kita mempelajarinya?”Beliau bersabda, Benar,bagi siapa saja yang mendengarnya hendaklah mempelajarinya.”

UMAR MEMOHON PERTOLONGAN DENGAN DOA

Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu Anhu pernah memohon pertolongan dengan doa untuk menghadapi musuhnya,dan dia menganggap doa ini merupakan pasukan perangnya yang paling besar.Dia pernah berkata kepada para sahabat,”Kalian tidak mendapat pertolongan karena jumlah yang banyak,tetapi kalian mendapat pertolongan dari langit.”

Dia juga pernah berkata,”Sesungguhnya aku tidak membawa hasrat pengabulan,tetapi aku membawa hasrat doa.Jika kalian mendapat ilham berdoa,maka pengabulan akan menyertainya.” Sebab Allah telah berfirman,

“Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Kuperkenankan bagi kalian.”(Al-Mukmin:60).

HUBUNGAN KEBAIKAN DAN KEBURUKAN DENGAN AMAL

Allah telah mengaitkan kebaikan di dunia dan akhirat,keburukan di dunia dan akhirat di dalam Kitab-Nya dengan amal seperti kaitan balasan dengan syarat,sebab dengan akibat.Yang demikian ini banyak disebutkan di dalam Al-Qur’an,lebih dari dari seribu tempat di dalamnya.

“Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang mereka dilarang mengerjakannya,Kami katakan kepadanya,’Jadilah kalian kera yang hina.”(Al-A’raf:166)

“Maka tatkala mereka membuat Kami murka,Kami menghukum mereka lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut).”(Az-Zukhruf:55).

“Sesungguhnya laki-laki dan  wanita yang Muslim,laki-laki dan Wanita yang Mukminah, laki-laki dan wanita yang tetap dalam ketaatannya,laki-laki dan wanita yang benar,laki-laki dan wanita yang sabar,laki-laki dan wanita yang khusyu’,laki-laki dan wanita yang bershadaqah,laki-laki dan wanita yang berpuasa,laki-laki dan wanita yang memelihara kehormatannya,laki-laki dan wanita yang banyak menyebut (nama) Allah,Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”(Al-Ahzab:35).

“Jika kalian bertakwa kepada Allah,niscaya Dia akan memberikan kepada kalian furqan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan kalian dan mengampuni (dosa-dosa) kalian,”(Al-Anfal:29).

“Jika mereka bertaubat,mendirikan shalat dan menunaikan zakat,maka (mereka itu) adalah saudara-saudara kalian seagama.”(At-Taubah:11).

Begitulah orang yang diberi taufik dan petunjuk oleh Allah,akan menolak takdir hukuman di akhirat dengan takdir taubat,iman dan amal shalih.Yang paling bermanfaat dalam hal ini ialah mempelajari Al-Qur’an ,kemudian As-Sunnah yang menjadi pasangan Al-Qur’an dan merupakan wahyu kedua.Siapa yang mengalihkan perhatian perhatian kepada keduanya,maka dia tidak membutuhkan yang lain,karena keduanya memperlihatkan kepadamu kebaikan dan keburukan serta sebab-sebabnya,hingga seakan-akan engkau dapat melihatnya dengan mata kepala.

BERBAIK SANGKA TERHADAP ALLAH

Tidak dapat diragukan bahwa baik sangka hanya dapat terjadi jika ada kebaikan.Orang yang berbuat kebaikan ialah yang berbaik sangka terhadap Allah,bahwa Dia akan membalas kebaikannya dan tidak akan mengingkari janji-Nya serta akan menerima taubatnya.Adapun kezhaliman,kedurhakaan dan hal-hal haram yang dilakukan dan intens dalam melakukan dosa-dosa besar,menghalanginya untuk berbaik sangka terhadap Allah.

BAIK SANGKA ADALAH HARAPAN

Baik sangka yang mendorong kepada amal dan menganjurkannya,maka itu adalah baik sangka yang benar.Jika mengajak kepada kemalasan dan menyeret kepada kedurhakaan,maka itu berarti tipuan.Baik sangka adalah harapan .Siapa yang harapannya menjadi petunjuk baginya kepada ketaatan dan pencegahan dari kedurhakaan,maka itu merupakan harapan yang benar. Adapun siapa yang harapannya adalah kemalasan dan pengabaian,ituberarti tipuan.Allah berfirman,

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman,orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah,mereka itu mengharapkan rahmat Allah dan Allah Maha Pengampun lagi Mahapenyayang.”(Al-Baqarah:218).

Rahasia dari masalah ini,bahwa harapan dan baik sangka hanya terwujud dengan memperhatikan sebab-sebab yang mengharuskan berlakunya hikmah Allah dalam syariat, kekuasaan,pahala dan kemuliaan-Nya,lalu seorang hamba melaksanakan apa yang menggugah baik sangkanya terhadap Allah dan berharap kepada-Nya agar Dia tidak menelantarkannya dan menghantarkannya kepada sesuatu yang bermanfaat baginya serta menghindarkan dari hal-hal yang tidak disukainya atau menghilangkan pengaruhnya.

HARAPAN DAN ANGAN-ANGAN

Siapa yang mengharapkan sesuatu,maka dia harus menyertakan tiga perkara terhadap harapannya itu:

1.Kecintaan kepada apa yang diharapkannya

2.Ketakutan akan kehilangannya

3.Usaha untuk mendapatkannya menurut kesanggupan.

Harapan yang tidak disertai tiga perkara ini,berarti sama dengan angan-angan.Harapan merupakan satu hal dan angan-angan merupakan hal lain.

Di dalam  Jami’ At-Tirmidzy disebutkan dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu,dia berkata,”Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Barangsiapa takut,akan berjalan malam hari,dan siapa yang berjalan malam hari akan tiba  di tempat tinggal.Ketahuilah bahwa barang dagangan Allah itu mahal.Ketahuilah bahwa barang dagangan Allah itu adalah surga.”

Allah menjadikan harapan bagi orang-orang yang melakukan amal shalih,sebagaimana Dia juga menjadikan rasa takut bagi mereka.Dengan begitu dapat diketahui bahwa harapan dan rasa takut yang bermanfaat ialah yang disertai amal.Allah berfirman,

“Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (adzab)Rabb mereka, dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Rabb mereka,dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Rabb mereka (sesuatu apa pun),dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan,dengan hati yang takut,(karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka,mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan,dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.”(Al-Mukminun:57-61).

Allah mensifati orang yang mendapatkan kebahagiaan sebagai orang yang berbuat kebajikan dan takut,sedangkan orang yang celaka sebagai orang yang berbuat keburukan dan merasa aman.

 

DOSA DAN KEDURHAKAAN

 

Mudharat Dosa Di dalam Hati Seperti Mudharat Racun Di dalam Tubuh

Kita kembali membicarakan penyembuhan penyakit yang apabila berkelanjutan akan merusak dunia dan akhiratnya.Dosa dan kedurhakaan akan menimbulkan mudharat,dan mudharatnya terhadap hati seperti mudharat racun terhadap tubuh,dengan tingkat kemudharatan yang berbeda-beda.Apakah di dunia dan akhirat ada keburukan dan penyakit yang sebabnya tiada lain adalah dosa dan kedurhakaan?

Apa sebab yang mengeluarkan Adam dan Hawa’ dari surga,tempat tinggal yang penuh kenikmatan,kesenangan dan kegembiraan untuk beralih ke tempat tinggal yang penuh penderitaan,kesedihan dan musibah?

Apa yang mengeluarkan Iblis dari kerajaan langit,pengusiran dan pelaknatannya, pemusnahan zhahir dan batinnya dijadikan yang paling buruk dan paling hina,batinnya yang paling rendah dan nista,yang mengganti kedekatan menjadi kejauhan,rahmat menjadi laknat, keindahan menjadi keburukan,surga menjadi neraka,iman menjadi kufur,pertolongan menjadi permusuhan,suara tasbih,tahlil dan taqdis menjadi suara kufur,syirik dan kedustaan,pakaian iman menjadi pakaian kufur dan kedurhakaan,yang kemudian dia menjadi hina di mata dengan kehinaan yang tiada tara,yang mendapat murka Allah dan kebencian-Nya,yang menjadi pemimpin setiap orang fasik dan berdosa,yang rela bagi dirinya dengan kedudukan seperti itu?

Apa yang menenggelamkan semua penduduk bumi hingga air meluap ke puncak gunung?Apa yang mendatangkan angin terhadap kaum ‘Ad sehingga mayat bergelimpangan di muka bumi, seakan-akan mereka itu ranting pohon yang ringan,rumah dan tempat tinggal mereka hancur lebur,begitu pula tanaman dan binatang ternak,sehingga mereka menjadi pelajaran bagi seluruh umat hingga hari kiamat?

Apa yang menyebabkan suara gemuruh yang menimpa kaum Tsamud,hingga membuat jantung mereka terputus dan akhirnya mereka menemui ajal hingga orang terakhir?

Apa yang membuat suara lengkingan kaum Luth hingga para malaikat pun dapat mendengar suara lolongan anjing mereka,kemudian bumi dibalikkan bagi mereka,yang atas dibalik menjadi di bawah dan yang di bawah dibalik menjadi di atas,hingga mereka semua binasa lalu diikuti dengan turunnya batu-batu dari langit yang menimpa mereka,yang menjadi siksaan bagi mereka yang tidak pernah ditimpakan kepada umat mana pun selain mereka?

Apa yang menyebabkan awan siksaan dikirimkan kepada kaum Syu’aib,yang tadinya seperti lindungan lalu berubah menjadi hujan api yang membakar diri mereka?

Apa yang menyebabkan Fir’aun dan kaumnya tenggelam di laut,kemudian roh mereka  beralih ke neraka Jahannam,tubuh dalam keadaan tenggelam sementara roh terbakar? Apa yang membuat tempat tinggal Qarun terbalik beserta harta dan keluarganya

Apa yang membinasakan manusia hingga beberapa abad setelah Nuh dengan berbagai macam siksaan?

Apa sebab diutusnya suatu kaum yang memiliki kekuatan yang besar dan merejalela di kampung-kampung Bani Israel,yang membunuh kaum laki-laki,menawan para wanita dan anak-anak serta merampas harta mereka,kemudian mereka diutus untuk kedua kalinya dan menciptakan kerusakan yang amat parah? Apa yang membuat mereka dikepung berbagai macam siksaan,terkadang berupa pembunuhan,perampasan,penghancuran atau terkadang mereka disebut sebagai kera dan babi,dan puncaknya adalah sumpah Allah sebagaimana firman-Nya, “Bahwa sesungguhnya mereka akan mengirim kepada mereka (orang-orang Yahudi) sampai hari kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka adzab yang seburuk-buruknya.”(Al-A’raf:167).

Di dalam Musnad Al-Imam Ahmad disebutkan dari hadits Ummu Salamah,dia berkata,”Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Apabila muncul berbagai kedurhakaan di tengah umatku,maka Allah mendatangkan siksa dari sisi-Nya secara menyeluruh kepada mereka.”Aku bertanya,”Wahai Rasulullah,apakah di tengah mereka  saat itu tidak ada orang-orang yang shalih?”Beliau menjawab,”Begitulah.”Aku bertanya,”Lalu apa yang dilakukan orang-orang itu?”Beliau menjawab,”Mereka juga ditimpa seperti yang menimpa manusia,lalu mereka beralih kepada ampunan dari Allah dan keridhaan-Nya.”

Di dalam Al-Musnad disebutkan dari hadits Tsauban,dia berkata,Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Sesungguhnya seseorang terhalang rezkinya karena dosa yang dilakukannya.”

“Begitu cepat berbagai umat dari segala penjuru berhimpun untuk menguasai kalian, sebagaimana makanan yang berhimpun di mangkuknya.” Kami bertanya,”Wahai Rasulullah,apakah pada saat kita golongan minoritas?” Beliau menjawab,”Kalian pada saat itu adalah golongan mayoritas.Tetapi kalian adalah buih seperti buih yang mengalir.Ketakutan dicabut dari hati musuh kalian dan di dalam hati kalian dijadikan al-wahn.” Mereka bertanya,”Apa al-wahn itu?” Beliau menjawab,”Mencintai kehidupan dan membenci kematian.”

Di dalam Jami’ At-Tirmidzy disebutkan dari hadits Abu Hurairah,Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Pada akhir zaman akan muncul segolongan orang yang mencari dunia dengan agama, mengenakan kulit domba karena kelembutannya untuk pamer kepada manusia,lidah mereka lebih manis dari gula dan hati mereka adalah hati serigala.Allah Azza wa Jalla berfirman,”Apakah mereka hendak menipu Aku?Apakah mereka berani kepada-Ku? Aku bersumpah benar-benar akan mengirim kepada mereka cobaan dari mereka sendiri, yang membiarkan orang yang lemah lembut di antara mereka dalam keadaan kebingungan.”

Ibnu Abid-Dunya menyebutkan dari Anas bin Malik,bahwa dia pernah masuk ke tempat Aisyah bersama seorang laki-laki lain.Orang ini berkata,”Wahai Ummul-Mukminin, beritahukanlah kepada kami tentang hari keguncangan,” Aisyah berkata,Yaitu apabila mereka memperbolehkan zina,meminum khamr dan menabuh alat musik.

Allah cemburu di langit-Nya dan berfirman kepada bumi,’Berguncanglah karena mereka.Jika mereka bertaubat dan menghentikan perbuatannya,namun jika tidak,maka .binasakan mereka’.”Orang itu berkata,Wahai Ummul-Mukminin,apakah hal itu merupakan adzab bagi mereka?” “Benar,dan sekaligus sebagai pelajaran serta rahmat bagi orang-orang Mukmin,hukuman dan siksaan serta kemurkaan bagi orang-orang kafir,” jawab Aisyah.

DAMPAK NEGATIF DAN PENGARUH KEDURHAKAAN

Pertama: Menghambat usaha untuk mencari ilmu.Sebab ilmu itu merupakan cahaya yang dimasukkan Allah ke dalam hati.Sementara kedurhakaan memadamkan cahaya itu.

Kedua: Menghambat rezki. Sebaliknya,ketakwaan kepada Allah akan mendatangkan rezki dan meninggalkan ketakwaan akan mendatangkan kemiskinan.Tidak ada yang dapat melancarkan rezki seperti halnya meninggalkan kedurhakaan.

Ketiga: Kemurungan hati yang dirasakan orang yang durhaka dan jarak pemisah antara dirinya dengan Allah,yang sama sekali tidak mendatangkan kenikmatan.Sekiranya dosa ditinggalkan karena ingin menghindari kemurungan ini,maka akan membuat orang yang berakal merasa bebas karena hal itu.

Keempat: Kegelisahan yang muncul dalam hubungan antara dirinya dengan manusia,apalagi dengan orang-orang yang baik di antara mereka.

Kelima: Mempersulit urusannya.Siapa yang mengabaikan ketakwaan,Allah menjadikan urusannya serba sulit.

Keenam: Sesungguhnya ketaatan itu merupakan cahaya dan kedurhakaan itu merupakan kegelapan.Selagi kegelapan semakin pekat,maka kebingungan semakin bertambah,sehingga dia terseret ke dalam bid’ah dan kesesatan serta hal-hal yang merusak,sementara dia tidak menyadarinya.

Ketujuh: Kedurhakaan melemahkan hati dan badan.Pengaruhnya yang melemahkan hati sudah jelas,dan senantiasa membuatnya lemah hingga hidupnya berakhir total.Jika hatinya kuat, maka badannya kuat pula.Sementara orang yang durhaka,dia adalah orang yang paling lemah pada saat dibutuhkan,meskipun badannya kuat.Kekuatannya jutru berkhianat pada saat sangat dibutuhkan dirinya.Perhatikan kekuatan bangsa Persi dan Romawi,bagaimana kekuatan itu berkhianat terhadap diri mereka,justru pada saat mereka sangat membutuhkannya,yaitu ketika mereka diserang orang-orang yang memiliki iman,dengan mengerahkan kekuatan badan dan  hati.

Kedelapan: Menghalangi ketaatan.

Kesembilan: Kedurhakaan memendekkan umur dan menghapus barkahnya.Ini pasti akan terjadi.Sementara kebajikan menambah umur.Rahasia dari masalah ini,bahwa umur manusia adalah yang dia jalani sepanjang hidupnya,dan tidak ada kehidupan baginya kecuali dengan menghadapkan diri kepada Rabb-nya,memupuk cinta kepada-Nya dan mengingat-Nya serta lebih mementingkan keridhaan-Nya.

Kesepuluh: Berbagai kedurhakaan menanamkan kedurhakaan lain yang serupa,      sebagian kedurhakaan melahirkan sebagian yang lain, hingga hamba memisahkan diri dan keluar dari lingkungannya.Di antara orang salaf ada yang berkata,”Sesungguhnya hukuman keburukan adalah keburukan yang datang sesudahnya,dan pahala kebaikan adalaah kebaikan yang datang sesudahnya.

 

Kesebelas: Ini merupakan akibat paling layak ditakuti hamba,yaitu melemahkan kehendak hati dan kehendak untuk melakukan kedurhakaan.Kehndaknya untuk bertaubat menjadi lemah sedikit demi sedikit,hingga kehendak untuk bertaubat ini hilang sama sekali dari hatinya.Yang demikian ini merupakan penyakit yang paling besar dan lebih dekat kepada kehancuran.

Kedua Belas: Hati tidak menganggap kedurhakaan itu sebagai sesuatu yang buruk, sehingga kedurhakaan itu menjadi kebiasaannya.Dia tidak lagi merasa sungkan kepada manusia dan tidak peduli dengan ucapan mereka tentang dirinya.

Ketiga Belas: Setiap jenis kedurhakaan merupakan warisan dari suatu umat yang dibinasakan Allah.Inilah di antara rinciannya:

  •  Homoseksual merupakan warisan dari kaum Luth.
  • Mengambil hak dengan nilai lebih dan mengembalikannya dengan nilai yang lebih sedikit adalah warisan kaum Syu’aib.
  • Membuat kerusakan di muka bumi adalah warisan kaum Fir’aun.
  • Takabur dan sombong merupakan warisan kaum Hud.

Orang yang melakukan kedurhakaan mengenakan sebagian pakaian dari umat-umat ini,dan mereka adalah musuh-musuh Allah.

Di dalam Musnad Ahmad disebutkan dari hadits Abdullah bin Umar,dari Nabi Shallalahu Alaihi wa Sallam,beliau bersabda,

“Aku diutus dengan membawa pedang sebelum kiamat tiba,hingga Allah semata yang disembah,yang tiada sekutu baginya,dan rezkiku dijadikan di bawah lindungan tombakku, kehinaan dan kerendahan dijadikan bagi orang yang menyalahi perintahku,dan siapa yang menyerupai suatu kaum,maka dia termasuk golongan mereka.”

Keempat Belas: Kedurhakaan merupakan sebab kehinaan hamba dan kerendahannya di hadapan Rabb-Nya.

“Dan,barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorang pun yang memuliakannya.”(Al-Hajj:18).

Kelima Belas: Manusia dan binatang terimbas oleh kesialan dosanya,sehingga dia dan orang lain harus ikut     menanggung dampak dari dosa dan kezhalimannya.

Keenam Belas: Kedurhakaan mewariskan kehinaan,dan itu pasti.Sementara kemuliaan ada dalam ketaatan kepada Allah.Firman-Nya

“Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan,maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya.” (Fathir:10).

Ketujuh Belas: Kedurhakaan merusak akal.Sebab akal itu memiliki cahaya,sementara kedurhakaan memadamkan cahaya akal,dan itu pasti.

Kedelapan Belas: Jika dosa semakin banyak dan menumpuk,ia akan terbentuk di dalam hati pelakunya,sehingga dia termasuk golongan orang-orang yang lalai,

“Sekali-kali tidak (demikian),sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.”(Al-Mtththaffifin: 14).

 

Kesembilan Belas: Dosa dan kedurhakaan membawa hamba kepada laknat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,karena beliau melaknat orang yang berbuat durhaka.Inilah di antara orang-orang yang mendapat laknat dari beliau:

  • Wanita yang mentatto dan yang meminta untuk ditatto,wanita yang menyambung rambut dan yang meminta agar rambutnya disambung,wanita yang mencabut bulu-bulu dan meminta agar bulu-bulunya dicabut,wanita yang memanggur gigi dan meminta agar giginya dipanggur.
  • Orang yang makan riba,wakilnya,penulisnya dan dua orang saksinya.
  • Orang yang diminta agar mengawini wanita yang ditalak tiga lalu menceraikannya, begitu pula suami wanita itu yang mengatur pernikahan dan perceraian ini,agar dia dapat mengawini mantan istrinya itu.
  • Pencuri.
  • Peminum khamr,orang yang memerahnya,orang yang diminta untuk memerahnya, penjual dan pembelinya,orang yang memakan dari harganya,pengangkutnya dan orang yang diminta untuk membawanya.
  • Orang yang mengubah tanda-tanda pembatas tanah.
  • Orang yang melaknat kedua orang tuanya.
  • Orang yang menjadikan makhluk yang memiliki roh sebagai sasaran lemparan anak panah.
  • Laki-laki yang berperilaku seperti layaknya wanita(banci) dan wanita yang berperilaku seperti layaknya laki-laki.
  • Orang yang melakukan penyembelihan untuk selain Allah.
  • Orang yang membuat hal-hal yang baru dalam urusan agama dan yang nenampungnya.
  • Para pelukis.
  • Orang yang melakukan homoseksual.
  • Orang yang mencaci maki ayah ibunya.
  • Orang menyimpangkan orang buta dari jalan.
  • Orang yang menyetubuhi binatang.
  • Orang yang memberi tanda pada bagian wajah binatang.
  • Orang yang mendatangkan muhdarat kepada orang muslim atau melakukan makar terhadap dirinya.
  • Orang mendirikan masjid dan bangunan di atas kuburan.
  • Orang yang mengacaukan hubungan suami istri atau antara tuan dan budaknya.
  • Berkumpul dengan istrinya pada bagian anusnya.
  • Wanita yang meninggalkan tempat tidur suami,yang mendapat laknat para malaikat hingga pagi hari.
  • Yang mengaitkan nasab kepada orang yang bukan ayah kandunganya.
  • Orang yang mencaci maki para sahabat.
  • Orang yang mengacungkan sepotong besi kepada saudaranya,yang mendapat laknat dari para malaikat.
  • Laki-laki yang mengenakan pakaian wanita dan wanita yang mengenakan pakaian laki-laki.
  • Orang yang menyuap/menyogok,orang yang disuap/disogok dan orang yang menelantarkannya.

Sementara inilah orang-orang yang mendapat laknat dari Allah :

  • Orang yang membuat kerusakan di muka bumi,memutuskan silaturrahim,menyakiti sanak saudara dan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
  • Menyembunyikan apa yang diturunkan Allah,berupa bukti-bukti keterangan dan petunjuk.
  • Orang –orang yang menuduh wanita-wanita Mukminah yang lalai dengan tuduhan zina.
  • Orang-orang yang menganggap jalan orang-orang kafir lebih lurus daripada jalan orang-orang Muslim.

Dan masih banyak lagi di antara mereka yang mendapat laknat dari Allah maupun dari Rasululah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Kedua Puluh: Tidak mendapatkan doa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan para malaikat.Karena Allah telah memerintahkan RasulNya agar memintakan ampunan bagi laki-laki Mukmin dan Mukminah.Firman-Nya,

“(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Rabb-nya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan),”Ya Rabb kami,rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu,maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala.Ya Rabb kami,dan masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang shalih di antara bapak-bapak mereka,dan istri-istri mereka,dan keturunan mereka semua.Sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana,dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan.Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu,maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar.”(Al-Mukmin:7-9).

Inilah doa para malaikat bagi orang-orang Mukmin yang bertaubat dan mengikuti Al-Kitab serta Sunnah Rasul-Nya, yang tiada jalan bagi mereka selain keduanya.Selain mereka,sama sekali tidak tertarik dengan pemenuhan doa ini.

DOSA MENIMBULKAN KERUSAKAN DI MUKA BUMI

Firman Allah,

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka,agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”(Ar-Rum:41).

Mujahid berkata,”Jika orang yang zhalim berkuasa,maka dia akan bertindak berdasarkan kezhaliman dan kerusakan.Lalu Allah menahan turunnya hujan,sehingga membinasakan tanaman dan keturunan.Sebab Allah tidak menyukai kerusakan.” Lalu dia membaca ayat,”Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia………”Kemudian dia berkata lagi,”Demi Allah,yang dimaksudkan bukan laut kalian ini. Tapi setiap perkampungan yang di sana ada air yang mengalir,maka itu disebut laut.”

Qatadah berkata,”Makna darat adalah penduduk kota,sedangkan laut adalah penduduk desa dan kampung.’.

KEDURHAKAAN MERUPAKAN SEBAB GEMPA DAN GUNCANGAN

Di antara dampak kedurhakaan ialah terjadinya guncangan dan gempa serta barakahnya yang sirna.Masih banyak gambaran lain dari bencana yang dijadikan Allah sebagai akibat dari dosa yang dilkukan hamba.

PENGARUH DOSA TERHADAP RUPA DAN BENTUK

Tentang pengaruh dosa terhadap rupa dan bentuk,telah diriwayatkan At-Tirmidzy di dalam Jami’-nya,dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,beliau bersabda,

“Allah menciptakan Adam yang panjangnya di langit enam puluh hasta.Lalu manusia berangsur menyusut hingga sekarang.”

Jika Allah hendak membersuhkan dunia dari kezhaliman,kekejian dan pengkhianatan, maka Dia mengeluarkan seorang hamba dari hamba-hambanya dari ahli bait Nabi-Nya,lalu memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana ia sebelumnya penuh dengan kezhaliman,yang saat itu pun Al-Masih membunuhi orang-orang Yahudi dan Nasrani,menegakkan agama yang disampaikan kepada Rasul-Nya, dan bumi mengeluarkan barakahnya serta kembali seperti sediakala.

DOSA MEMADAMKAN KECEMBURUAN

Di antara hukuman karena dosa ialah padamnya api cemburu di dalam hati.Pada hal api cemburu ini merupakan kehidupan hati dan kemaslahatannya,seperti kehangatan alami di badan,yang merupakan kehidupan bagi seluruh anggota badan.Rasa cemburu merupakan kehangatan,panas dan apinya hati,yang mengeluarkan kotoran dan sifat-sifat yang tercela, sebagaimana tungku api yang menghilangkan kotoran kotoran yang melekat di emas,perak dan besi.Disebutkan di dalam Ash-Shahih,bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Tak seorangpun yang lebih cemburu selain dari Allah.Karena itulah Dia mengharamkan kekejian-kekejian yang tampak maupun yang tidak tampak.Tak seorang pun yang lebih suka kepada alasan selain dari Allah.Karena itulah Dia mengutus para rasul sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan.Tak seorang pun yang lebih suka kepada pujian selain dari Allah.Karena itulah Dia memuji atas Diri-Nya.”

Di dalam hadits ini Allah menghimpun antara cemburu yang dasarnya adalah kebencian terhadap keburukan,dengan kecintaan penyampaian alasan,yang mengharuskan kesempurnaan keadilan,rahmat dan kebajikan.Rasa cemburu yang terpuji ialah rasa cemburu yang disertai alasan,sehingga seseorang cemburu pada tempatnya.Siapa yang keadaannya seperti ini,maka dia orang yang terpuji.

KEDURHAKAAN MENGHILANGKAN RASA MALU

Di antara pengaruh dosa dan kedurhakaan ialah hilangnya rasa malu yang merupakan materi kehidupan hati dan pangkal semua kebaikan.Hilangnya rasa malu sama dengan hilangnya semua kebaikan,

Di dalam Ash–Shahih disebutkan dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,beliau bersabda,

“Rasa malu merupakan kebaikan semuanya.”

“Sesungguhnya di antara perkataan nubuwah pertama kali yang diketahui manusia ialah: Jika engkau tidak malu,maka perbuatlah menurut kehendakmu.”

 

 

 

KEDURHAKAAN MELEMAHKAN PENGAGUNGAN TERHADAP ALLAH DI DALAM HATI

Di antara pengaruh kedurhakaan,bahwa ia melemahkan pengagungan terhadap Allah di dalam hati,melemahkan penghormatan kepada-Nya di dalam hati hamba. Pengaruh kedurhakaan lainnya,Allah mencabut ketakutan kepada-Nya dari hati hamba dan mengabaikan-Nya ,sehingga Allah pun meremehkannya.Karena itu Allah berfirman tentang sujudnya berbagai makhluk kepada-Nya,

“Dan,barangsiapa yang dihinakan Allah,maka tidak seorang pun yang memuliakannya.” (Al-Hajj:18).

Ketika mereka meremehkan dan mengabaikan sujud kepada-Nya serta tidak mau melakukannya,Allah pun menghinakan mereka,sehingga tak seorang pun yang memuliakan mereka setelah Allah menhinakan.Lalu siapakah yang dapat menghinakan orang yang telah dimuliakan Allah?

KEDURHAKAAN MELALAIKAN ALLAH

Di antara akibat dosa dan kedurhakaan ialah mendorong hamba untuk melalaikan Allah,meninggalkan-Nya dan menyerahkan dirinya kepada syetan.Padahal kalau sudah begitu,kehancurannya sulit diselamatkan.Firman Allah,

“Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat),dan bertakwalah kepada Allah,sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan. Dan, janganlah kalian seperti orang-orang yang lupa kepada Allah,lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri.Mereka itulah orang-orang yang fasik.”(Al-Hasyr:18-19).

KEDURHAKAAN MENGELUARKAN PELAKUNYA DARI AREA KEBAJIKAN

Di antara hukuman dosa dan kedurhakaan,ia mengeluarkan hamba dari area kebajikan dan menghambatnya untuk mendapatkan pahala orang-orang yang berbuat kebajikan.Jika kebajikan bersemayam di dalam hati,maka ia akan mencegahnya berbuat kedurhakaan. Sebagaimana yang disabdakan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,

“Tidaklah pezina berzina,ketika berzina dia orang Mukmin.Tidaklah ia minum khamr, ketika meminumnya dia orang Mukmin.Tidaklah pencuri mencuri,ketika mencuri dia orang Mukmin.Tidaklah dia merampas barang yang berharga yang menjadi pusat perhatian manusia,ketika merampasnya dia orang Mukmin.”

ORANG DURHAKA KEHILANGAN PAHALA ORANG-ORANG MUKMIN

Siapa yang kehilangan persahabatan dengan orang-orang Mukmin dan pembelaan Allah terhadap mereka,karena Allah membela orang-orang yang beriman,berarti dia kehilangansegala kebaikan yang dikaitkan Allah dengan iman seperti yang disebutkan di dalam Kitab-Nya,yang jumlahnya mencapai seratus perkara,dan setiap perkara lebih baik daripada dunia dan seisinya. Diantaranya:

  • Pahala yang besar,sebagaimana firman-Nya,”Dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.”(An-Nisa’:146).
  • Pembelaan dari keburukan dunia dan akhirat.Firman-Nya,”Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang beriman.”(Al-Hajj:38).
  • Permintaan ampunan para malaikat yang memikul ‘Arsy.Firman-Nya ,

“(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Rabbnya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman.”(Al-Mukmin:7).

  • Pertolongan dan perlindungan Allah,dan siapa yang mendapat pertolongn-Nya tidak dapat dihinakan.Firman-Nya,”Allah Pelindung orang-orang yang beriman.”(Al-Baqarah:257).
  • Perintah Allah kepada para malaikat untuk meneguhkan hati mereka.Firman-Nya, “(Ingatlah),ketika Rabbmu mewahyukan kepada para malaikat,’Sesungguhnya Aku bersama kalian,maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman’.”(Al-Anfal:12).
  • Mendapatkan derajat di sisi Rabb mereka,ampunan dan rezki yang mulia.Firman Allah, ”Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya.Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Rabbnya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.”(Al-Anfal:4).
  • Kekuatan.Firman-Nya,”Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah,bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang Mukmin,tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.”(Al-Munafiqun:8).
  • Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang beriman.Firman-Nya,”Dan,sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang beriman.”(Al-Anfal:19).
  • Derajat yang tinggi di dunia dan di akhirat.Firman-Nya,”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”(Al-Mujadilah:11).
  • Dua bagian dari rahmat Allah dan cahaya yang mereka pergunakan penerang jalan serta ampunan dosa-dosa mereka.
  • Kecintaan yang dijadikan Allah bagi mereka,bahwa Dia mencintai mereka dan menjadikan mereka dicintai para malaikat,para nabi dan hamba-hamba-Nya yang shalih.
  • Perasaan aman dari rasa takut ketika ketakutan menghantui semua manusia.Firman-Nya,”Barangsiapa beriman dan mengadakan perbaikan,maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”(Al-An’am:48).
  • Orang-orang yang beriman adalah mereka yang mendapat nikmat dan kita diperintahkan memohon kepada Allah agar menunjuki kita jalan mereka,minimal tujuh belas kali dalam sehari semalam.
  • Al-Qur’an adalah petunjuk dan penawar bagi mereka yang beriman.Firman Allah, ”Katakanlah Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan,orang-orang yang tidak beriman,maka telinga mereka ada sumbatan,sedangkan Al-Qur’an itu suatu kegelapan bagi mereka.Mereka itu adalah seperti orang yang dipanggil dari tempat yang jauh.”(Fushshilat:44).

Maksudnya, iman itu merupakan sebab yang mendatangkan setiap kebaikan,dan sumber setiap kebaikan di dunia dan di akhiratnya adalah iman,sedangkan sebab setiap keburukan di dunia dan di akhirat adalah tidak adanya iman.Maka bagaimana mungkin hamba tak ambil pusing ketika melakukan sesuatu yang dapat mengeluarkannya dari area iman,yang membatasi antara dirinya dan iman? Padahal jika dia terus-menerus melakukan dosa,maka dikhawatirkan akan menimbulkan tutupan di hatinya,lalu mengluarkannya dari Islam secara total.Berangkat dari sinilah ada kekhawatiran di kalangan orang-orang salaf,seperti yang dikatakan sebagian di antara mereka,”Kalian takut dosa,sementara aku takut kekufuran.”

 

 

 

KEDURHAKAAN MELEMAHKAN HATI

Di antara pengaruh kedurhakaan ialah melemahkan perjalanan hati kepada Allah dan hari akhirat,dapat menghambat,menghentikan dan membatalkan perjalanan,sehingga tidak membiarkannya mengayunkan satu langkah pun kepada Allah.Ini belum lagi jika ia justru menyurutkan langkah kebelakang.Sebab dosa itu memang menghambat hati yang sedang berjalan dan melemahkan pencarian.

Boleh jadi dosa itu mematikan hati,atau membuatnya jatuh sakit hingga kronis,atau melemahkan kekuatannya,dan itu pasti,hingga kelemahannya berakhir pada delapan hal yang dimintakan perlindungan oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,yaitu:Kekhawatiran dan kesedihan, kelemahan dan kemalasan, kelemahan hati dan kebakhilan, rongrongan hutang dan pemaksaan orang.Masingh-masing di antara dua perkara ini merupakan pasangan.

Kekhawatiran dan kesedihan merupakan pasangan.Sesuatu yang dibenci hati dari suatu masalah yang akan terjadi pada masa mendatang disebut kekhawatiran.Bila sudah terjadi dan berlalu, disebut kesedihan.

Kelemahan dan kemalasan merupakan merupakan pasangan.Jika manusia tak mendapatkan sebab-sebab kebaikan dan keberuntungan, sementara dia tidak memiliki kesanggupan, maka hal itu disebut kelemahan, dan jika tidak ada keinginan, disebut kemalasan.

Kelemahan hati dan kebakhilan merupakan pasangan.Ketidakmampuan mendatangkan manfaat dengan badan disebut kelemahan hati, dan jika ketidakmampuan itu dengan harta, disebut kebakhilan.

Rongrongan hutang dan pemaksaan orang merupakan pasangan.Kekuasaan orang lain terhadap dirinya dengan cara yang benar, disebut rongrongan hutang, dan kekuasaannya tidak secara benar disebut pemaksaan.

Maksudnya, dosa merupakan sebab yang paling kuat untuk mendatangkan delapan perkara ini,di samping ia juga mendatangkan keadaan yang berat, puncak kesengsaraan, keburukan qadha’ dan kegembiraan musuh atas kemalangannya. Dosa juga merupakan sebab yang paling kuat untuk melenyapkan nikmat Allah, lalu berubah menjadi siksa dan kemurkaan-Nya.

KEDURHAKAAN MELENYAPKAN NIKMAT

Di antara hukuman dosa dankedurhakaan,ia melenyapkan nikmat dan mendatangkan siksaan.Allah berfirman,

“Dan,apa saja musibah yang menimpa kalian,maka disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri,dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan kalian).” (Asy-Syura;30).

“Yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah suatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum,hingga kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.”(Al-Anfal:53).

KEDURHAKAAN MENYUSUPKAN KETAKUTAN DI DALAM HATI

Di antara hukuman dosa dan kedurhakaan,maka Allah memasukkan ketakutan di dalam hati pelakunya,sehingga engkau melihatnya sebagai sosok yang serba takut dan gamang. Sementara ketaatan merupakan benteng Allah yang paling besar.Siapa memasukinya,dia termasuk orang-orang yang aman dari siksa dunia dan akhirat.

KEDURHAKAAN MEMBUAT HATI MENJADI SAKIT

Di antara hukuman kedurhakaan dan dosa, ia membuat hati yang tadinya sehat dan istiqamah, menjadi sakit dan menyimpang.Orang yang dapat mencegah dirinya dari hawa nafsu,tempat tinggalnya adalah surga.Maka begitu pula dengan hatinya yang berada di dunia ini,  yang serasa di surga dunia.Kenikmatan yang dirasakannya tidak dapat disamai kenikmatan macam apa pun.Bahkan perbedaan antara dua jenis kenikmatan ini seperti perbedaan antara kenikmatan dunia dan akhirat.Tak ada orang yang mempercayai hal ini kecuali orang yang hatinya sudah terbentuk seperti itu.

Jangan anggap firman Allah dalam surat Al-Infithar:13-14,”Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan,dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka”, hanya terbatas pada kenikmatan akhirat dan siksa nerakanya, tetapi juga berlaku di tiga tempat tinggal,yakni di dunia, Barzakh dan akhirat yang kekal.

Siapa yang bergantung dan mencintai kepada selain Allah,pasti akan mendapatkan siksaan. Siapa pun yang mencintai selain Allah,maka dia disiksa dengan tiga macam siksaan di dunia ini:

  • Disiksa sebelum mendapatkannya hingga saat mendapatkannya
  • Disiksa dengan ketakutan akan kehilangan apa yang didapatkannya,pengurangan dan kehilangannya setelah dia mendapatkannya.
  • Jika apa yang telah didapatkannya itu benar-benar lenyap dari tangannya,maka siksaan ini benar-benar terasakan,di samping siksaan lain yang menyertainya.

Inilah tiga macam siksaan yang dirasakan di dunia ini.Sementara di alam Barzakh,ada siksaan yang menyertainya,yaitu penderitaan karena meninggalkan sesuatu yang tidak dapat diharapkan akan kembali dan penderitaan kehilangan kenikmatan yang lebih besar,karena dia menyibukkan dengan kebalikannya,penderitaan karena terhalang dari Allah dan kerugian yang menghentak jantung.

KEDURHAKAAN MEMBUTAKAN PANDANGAN HATI

Di antara hukuman kedurhakaan,ia membutakan pandangan hati,memadamkan cahayanya, menghambat jalan pengetahuan dan menhalangi materi petunjuk.Kemudian kegelapan itu semakin kuat hingga mengimbas ke badan dan membuat muka tampak muram dan hitam,tergantung seberapa kuatnya.Dari saat kematian akan tampak di alam Barzakh, sehingga kuburan penuh dengan kegelapan,sebagaimana sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,

“Sesungguhnya kubur ini dipenuhi kegelapan bagi para penghuninya,dan sesungguhnya, Allah memancarkan cahaya-Nya dengan doaku terhadap mereka.”(Diriwayatkan Ahmad dari Anas,dan rijalnya shahih).

KEDURHAKAAN MENGECILKAN JIWA

Di antara hukuman kedurhakaan,ia mengecilkan jiwa,menindas,mengubur dan mnghinakannya, hingga ia menjadi amat kecil dan hina,sebagaimana ketaatan yang dapat membesarkan,membersihkan dan membangkitkan jiwa.Firman Allah.

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”(Asy-Syams:9-10).

KEDURHAKAAN MENJEBLOSKAN PELAKUNYA KE DALAM PENJARA SYETAN

Di antara hukuman kedurhakaan,ia membuat pelakunya senantiasa berada di dalam tawanan syetan dan penjara syahwatnya serta belenggu nafsunya.Dasar semua ini,bahwa selagi hati lebih jauh dari Allah,maka bencana yang menimpanya terlalu cepat.Tapi selagi ia dekat dengan Allah,maka bencana itu pun akan jauh darinya.

Jauh dari Allah memiliki beberapa tingkatan.Sebagian ada yang lebih jauh dari sebagian yang lain.Kelalaian menjauhkan hati dari Allah.Kedurhakaan lebih menjauhkan dari Allah darpapada kelalaian.Bid’ah lebih menjauhkan dari Allah daripada kedurhakaan.Kemunafikan dan syirik lebih menjauhkan dari Allah daripada semua itu.

KEDURHAKAAN MENURUNKAN KEHORMATAN

Di antara hukuman kedurhakaan,ia menurunkan kemuliaan,kehormatan dan kedudukan di hadapan Allah dan di hadapan manusia.Orang yang paling mulia di sisi Allah ialah yang paling takwa di antara mereka.Adapun orang paling dekat kedudukannya dengan-Nya ialah yang paling taat di antara mereka.

Di antara nikmat Allah yang paling besar terhadap hamba ialah jika Allah meninggikan derajatnya di antara manusia dan menjadi kenangan yang manis di tengah mereka.Karena itu Allah mengkhususkan para nabi dan rasul-Nya dengan kedudukan semacam ini,yang tidak didapatkan orang selain mereka,sebagaimana firman-Nya,

“Dan,ingatlah hamba-hamba Kami,Ibrahim,Ishaq dan Ya’qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi.Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.”(Shaqd:45-46).

Allah berfirman kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,

“Dan,kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu.”(Al-Insyirah:4).

Para pengikut rasul memiliki bagian yang serupa dengan itu tergantung pada ketaatan dan keikutsertaan mereka.Seberapa jauh seseorang menyalahi para rasul,maka sejauh itu pula kejauhan darinya.

KEDURHAKAAN MENDATANGKAN CELAAN

Di antara hukuman kedurhakaan,ia merampas pujian dan kemuliaan dari pelakunya,lalu memberinya celaan dan kehinaan.Bahkan ia dapat merampas sebutan sebagai orang Mukmin, bajik,bertakwa,orang taat,penolong,wara,orang shalih,ahli ibadah,orang yang takut,orang yang baik,orang yang diridhai dan lain sebagainya.Sebagai gantinya,ia memberinya sebutan orang keji,fasik,orang durhaka,penentang,orang buruk,orang rusak,orang kotor,orang yang dimurkai, pezina,pencuri,pembunuh,pendusta,pengkhianat,homoseks,pemutus silaturrahim dan lain sebagainya,yang semuanya ini merupakan sebutan kefasikan.

“Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman.”(Al-Hujurat:11)’

Semua itu juga mendatangkan kemurkaan Allah,masuk ke neraka,kehidupan yang hina dan celaka.

 

 

KEDURHAKAAN MEMPENGARUHI AKAL

Di antara hukuman kedurhakaan,secara khusus ia dapat berpengaruh terhadap penurunan akal.

“Dan,bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.”(Al-Baqarah:197)

Tiada Ilah melainkan Allah.Tidak ada orang yang akalnya lebih menyusut selain dari orang yang menjual sebutir mutiara untuk ditukar dengan kotoran hewan,menjual minyak kesturi dengan tinja,yang tidak mau berkumpul bersama orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah dari kalangan para nabi,shiddiqin ,syuhada’ dan shalihin,lalu berkompul dengan orang-orang yang mendapat murka Allah,yang dilaknat dan disediakan neraka bagi mereka.

KEDURHAKAAN MEMUTUSKAN HUBUNGAN HAMBA DENGAN ALLAH

Di antara hukuman kedurhakaan yang paling besar ialah putusnya hubungan antara hamba dengan Rabbnya.Jika hubungan ini benar-benar putus,perputus pula semua kebaikan dari dirinya,terputus hubungan antara dirinya dengan Pelindung dan Penolongnya.Firman Allah,

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat,’Sujudlah kalian kepada Adam’,maka sujudlah mereka kecuali Iblis.Dia adalah dari golongan jin,maka ia mendurhakai perintah Rabbnya.Patutkah kalian mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku,sedang mereka adalah musuh kalian? Amat burukah Iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang zhalim.”(Al-Kahfi:50).

Dengan begitu tampak jelas permusuhan Iblis terhadap Rabb-nya dan permusuhannya terhadap kita, merupakan sebab yang membuat Allah menyeru untuk memusuhinya.Kalau sudah begini keadaannya,lalu untuk apa menjadikan Iblis sebagai penolong dan pemimpin? Buat apa mengganti penolong? Betapa buruk yang dilakukan orang-orang zhalim karena penggantian itu.

KEDURHAKAAN MENGHAPUS BARAKAH

Di antara hukuman kedurhakaan, ia menghapus barakah umur,barakah rezki,barakah amal dan barakah ketaatan.Firman Allah,

“Jika sekiranya penduduk ngeri-negeri beriman dan bertakwa,pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami)itu,maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”(Al-‘Araf:96).

Keluasan rezki dan amal tidak terletak pada banyaknya,panjangnya umur,bukan terletak pada banyaknya usia,tetapi keluasan rezki terletak pada barakahnya, begitu pula dengan umur.

PANGKAL DOSA

Karena tingkatan dan kerusakan dosa itu berbeda-beda,hukumannya juga berbeda-beda di dunia maupun di akhirat,tergantung kepada keragamannya.Dengan taufik Allah dan karunia-Nya,kami akan menyampaikan uraiannya.

Pangkal dosa itu ada dua macam:

  • Meninggalkan apa yang diperintahkan
  • Mengerjakan apa yang dilarang

Inilah dua dosa,yang dengannya Allah menguji jin dan manusia.Dua dosa ini dibagi lagi karena pertimbangan tempatnya,yaitu kepada zhahir anggota tubuh dan batin di dalam hati.Dua dosa ini juga dibagi berdasarkan hubungan dengan hak Allah dan hak makhluk-Nya.Sebenarnya setiap hak makhluk mencakup hak Allah.Tapi disebut hak makhluk,karena hak itu menjadi wajib karena ada tuntutan dan menjadi gugur karena ada pencabutan tuntutan.

Kemudian dosa-dosa ini dibagi empat macam:Mulkiyah, syaithaniyah, sabu’iyah, dan bahimiyah. Tidak ada dosa yang keluar dari empat macam ini.

Dosa mulkiyah ialah jika memberikan apa yang tidak layak diberikan dari sifat-sifat Rububiyah, seperti keagungan, kebesaran, kekuasaan, pemaksaan, ketinggian, penyembahan yang dilakukan hamba dan lain sebagainya. Yang termasuk dalam jenis ini ialah syirik kepada Allah.Ada dua macam syirik:

  • Syirik dalam asma’ dan sifat dan membuat sesembahan lain bersamanya.
  • Syirik dalam perlakuan kepada-Nya.Yang kedua ini tidak mengharuskan pelakunya masuk neraka, meskipun amal yang dia sekutukan di dalamnya bersama Allah menjadi gugur.

Ini merupakan jenis dosa yang paling besar.Termasuk pula mengatakan terhadap Allah tanpa didasarkan kepada pengetahuan,sehubungan dengan penciptaan dan perintah-Nya.Siapa yang mengerjakan dosa ini,berarti dia telah menyalahi Allah dalam Rububiyah dan kerajaan-Nya, yang berarti membuat tandingan bagi-Nya.Ini merupakan dosa yang paling besar di sisi Allah, yang membuat amal apa pun tidak berguna lagi.

Dosa syaithoniyah ialah menyerupai syetan dalam hal kedengkian, pelanggaran, tipu daya, pengkhianatan, penipuan, makar, perintah untuk mwndurhakai Allah dan menganggap kedurhakaan itu sesuatu yang baik, mencegah ketaatan kepada-Nya, berbuat bid’ah dalam agama, menyeru kepada bid’ah dan kesesatan.

Dosa sabu’iyah ialah dosa pekanggaran, marah, menumpahkan darah, menindas orang-orang yang lemah dan tak berdaya, yang kemudian melahirkan berbagai cabang kezhaliman dan pelanggaran terhadap hak manusia.

Dosa bahimiyah ialah seperti hasrat melam,piasakan syahwat perut dan kemaluan, yang kemudian melahirkan zina, pencurian, mengambil harta anak yatim, bakhil, kikir, lemah hati, gentar dan lain sebagainya.Jenis dosa ini paling banyak dilakukan manusia, karena ketidak-mampuan mereka melakukan dosa-dosa sabu’iyah dan mulkiyah.Berangkat dari sini mereka dapat masuk keseluruh bagian dan jenis. Dosa ini menghela mereka dengan tali kendalinya,lalu memasukkan mereka ke dosa sabu’iyah, kemudian beralih ke syaithoniyah, kemudian menentang Rububiyah dan syirik.

Siapa yang bersunguh-sungguh memperhatikan masalah ini, tentu akan mendapatkan kejelasan bahwa dosa-dosa itu merupakan lorong syirik, kufur dan menentang Rububuiyah Allah.

PINTU MASUK KEDURHAKAAN

Mayoritas kedurhakaan masuk ke dalam diri hamba lewat empat pintu ini.

Pertama: Pandangan Mata

Pandangan mata merupakan pemandu dan duta syahwat.Menjaga pandangan mata ini merupakan dasar penjagaan kemaluan.Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Janganlah menyusuli pandangan dengan pandangan yang berikutnya,karena yang pertama menjadi bagianmu dan yang akhir bukan lagi menjadi bagianmu.”

Di dalam Al-Musnad disebutkan dari beliau,

“Pandangan mata itu merupakan anak panah beracun dari berbagai anak panah Iblis. Barangsiapa menahan pandangan matanya dari keelokan-keelokan wanita hamba Allah, maka Allah mempusakakan kemanisan hingga hari dia bersua dengan-Nya.”

Kedua: Lintasan Hati

Mengatur lintasan hati relatif lebih sulit, karena hal itu merupakan sumber kebaikan dan keburukan, yang dari intasan hati inilah melahirkan kehendak dan hasrat.Siapa yang peduli terhadap lintasan hati ini, tentu dapat mengendalikan jiwa dan menundukkan hawa nafsunya. Namun siapa yang dikuasai lintasan hatinya, maka hawa nafsunyalah yang tampil sebagai pemenang dan menjadi penguasa bagi dirinya. Siapa yang ditundukkan lintasan hati, ia akan menghelanya ke kebinasaan.Firman Allah,

“Laksana fatamorgana di tanah yang datar; yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apa pun.Dan, didapatinya (ketetapan) Allah di sisinya.”(An-Nur:39).

Lintasan-lintasan hati ini berkisar pada empat macam:

  • 1.Lintasan hati yang mendatangkan manfaat di dunia
  • 2.Lintasan hati yang dapat menyingkirkan bahaya dalam kehidupan dunia
  • 3.Lintasan hati yang mendatangkan kemaslahatan di akhirat
  • 4.Lintasan hati yang dapat menyingkirkan bahaya di akhirat.

Setiap hamba harus membuat batasan lintasan hati dan pikirannya serta angan-angannya pada empat macam ini.Jika ada kerancuan pada lintasan-lintasan hati ini karena kerancuan kaitan-kaitannya, dia harus memprioritaskan yang lebih penting daripada yang penting, yang dikhawatirkan akan lepas, baru kemudian beralih ke hal lain yang tidak lebih penting, yang tidak dikhawatirkan jika ia lepas.

Ketiga: Lintasan Pikiran

Lintasan pikiran orang yang berakal tidak mampu melampaui batasan yang lebih tinggi lagi.Karenanya Karenanya datang syariat agama.Lintasan pikian yang paling tinggi,paling mulia dan paling bermanfaat ialah memikirkan sesuatu yang diperuntukkan bagi Allah dan hari akhirat.Apa yang diperuntukkan bagi Allah ini ada beberapa macam, di antaranya:

1.Memikirkan ayat-ayat Allah yang diturunkan dan segala kaitannya dan memahami maksud yang terkandung didalamnya.Karena itu Allah menurunkan ayat-ayat itu bukan sekedar untuk dibaca.Tapi bacaan ini hanya dijadikan sarana dan piranti Di antara orang salaf ada yang berkata, “Al-Quir’an diturunkan untuk diamalkan.Karena itu buatlah bacaan kalian sebagi amalan.

2.Memikirkan ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) Allah yang dapat disaksikan dan mengambil pelajaran darinya, menjadikannya sebagai dalil atas asma’ dan sifat-sifat Allah, hikmah dan kemurahan-Nya, kebaikan dan eksistensi-Nya.

3.Memikirkan karunia dan kemurahan Allah, berbagai nikmat  yang dilimpahkan kepada makhluk dengan berbagai macam dan ragamnya, memikirkan keluasan rahmat,ampunan dan kasih sayang-Nya.Senantiasa memikirkan hal-hal ini dan disertai dzikir,dapat membentuk ma’rifat dan kecintaan di dalam  hati dengan bentuk yang sempurna.

4.Memikirkan aib dan kekurangan diri sendiri, serta aib amal. Pemikiran seperti ini mendatangkan manfaat yang amat besar dan menjadi pintu segala kebaikan, berpengaruh untuk memecah jiwa yang senantiasa menyuruh kepada keburukan.Sebab jika jiwa ini dapat dikalahkan, yang hidup adalah jiwa yang tentram,dan jiwa inilah yang berkuasa atas jiwa yang menyuruh kepada keburukan. Dengan begitu hati menjadi hidup, keputusan ada dalam kekuasaannya, ia dapat memerintah pasukan dan para pembantunya untuk kemaslahatannya.

5.Memikirkan waktu yang harus dipikirkan dan tugas-tugasnya serta menghimpun hasrat untuk mendukung pelaksanaannya. Orang yang arif ialah anak bagi waktunya.Jika dia menyia-nyiakan waktunya, hilang pula seluruh kemaslahatannya. Semua kemaslahatan ini hanya muncul dari waktu ini. Jika dia menyia-nyiakan dan menelantarkannya, tentu dia tidak akan mendapatkan kemaslahatan itu.

Jika seorang hamba sedang mendirikan shalat, tidak ada yang dia pikirkan selain dari shalatnya itu, maka umurnya itu hanya diisi Allah dan diperuntukkan bagi Allah.

Selain dari beberapa macam lintasan pikiran ini adalah bisikan syetan atau hanya berupa angan-angan yang batil dan tipuan dusta, sama dengan lintasan didalam pikiran orang yang mabuk atau tak sadar atau yang dikuasai bisikan.Ketahuilah bahwa datangnya lintasan pikiran tidak mendatangkan mudharat.Tapi mudharat itu akan muncul jika lintasan ini terus diseru dan diajak bicara.

Allah telah menghimpun di dalam diri manusia dua macam jiwa:

  1. An-Nafsul-ammarah (jiwa yang menyuruh kepada keburukan)
  2. An-Nafsul-muthma ‘innah (jiwa yang tentram)

Keduanya saling bermusuhan.Malaikat bersama an-nafsul-muthma’innah dihati sisi kanan dan syetan bersama an-anfsul-ammarah di hati sisi kiri.Peperangan terus berkecamuk di antara keduanya dan apinya tidak pernah padam hingga ajal lepas dari dunia ini.Semua kebatilan berkisar bersama syetan dan an-nafsul-ammarah dan semua kebenaran berkisar bersama malaikat dan an-nafsul-muthma’innah. Serangan dilancarkan secara timbal balik, terkadang mereda dan terkadang membara.Kemenangan bersama kesabaran.Siapa yang sabar dan menguatkan kesabaran, berjaga-jaga dan bertaqwa kepada Allah, tentu akan  mendapatkan kesudahan yang baik di dunia dan di akhirat.

Yang disebut kesempurnaan ialah mengisi hati dengan berbagai lintasan pikiran dan kehendak untuk mendapatkan ridha Allah, ridha hamba dan manusia, serta memikirkan bagaimana cara untuk mendapatkannya.Karena itu Umar bin Al-khaththab Radhiyallahu Anhu menjadi orang yang paling disibukkan lintasan pikiran tentang keridhaan Allah.Boleh jadi dia memanfaatkan lintasan pikirannya ketika mendirikan shalat, dia berpikir bagaimana cara mengatur pasukan perang, justru ketika dia sedang mendirikan shalat.Dengan begitu dia menghimpun jihad dengan shalat.Hal ini termasuk memasukkan beberapa jenis ibadah ke satu ibadah.Ini merupakan masalah yang amat mulia, yang tidak diketahui kecuali oleh orang yang benar dan benar-benar dalam pencariannya, yang memperhatikan ilmu dan tinggi hasratnya, yang memasuki suatu ibadah, lalu dia beruntung denganberbagai jenis ibadah yang lain.Ini merupakan karunia yang diberikan Allah kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

 

 

Keempat: Untaian kata

Untaian kata harus dijaga agar seorang hamba tidak terlontar kata –kata yang sia-sia, agar tidak beucap kecuali untuk mengharapkan keuntungan dan tambahan dalam agamanya. Jika dia ingin mengucapkan kata-kata, dia meneliti apakah di dalamnya ada keuntungan dan manfaat ataukah tidak? Jika di dalamnya tidak ada keuntungan, dia tidak jadi mengucapkannya. Jika di dalamnya ada keuntungan, dia masih meneliti, apakah di sana ada kata-kata lain yang lebih banyak keuntungannya ataukah tidak? Dia tidak akan menyia-nyiakan perkataan dengan cara ini.Jika engkau ingin mendapatkan petunjuk tentang apa yang ada didalam hati, carilah petunjuk dari gerakan lisan, karena lidah itu akan memberitahukan kepadamu apa yang terpendam di dalam hati, tak peduli apakah orangnya menghendaki hal itu ataukah tidak.

Di dalam hadits Anas disebutkan secara marfu’,”Iman seorang hamba tidak akan  lurus sebelum hatinya lurus.Hatinya tidak menjadi lurus sebelum lisannya menjadi lurus .”

Di dalam Ash-Shahihain disebutkan dari hadits Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,

“Sesungguhnya hamba benar-benar mengucapkan kata-kata yang diridhai Allah dan dia tidak peduli  terhadap kata-katanya itu, namun Allah mengangkatnya dengan kata-kata itu hingga beberapa derajat, dan sesungguhnya hamba benar-benar mengucapkan kata-kata yang dimurkai Allah dan tidak peduli terhadap kata-kata itu, namun dia masuk ke neraka Jahannam karenanya.”

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhirat, hendaklah berkata yang baik atau diam saja.”

Di dalam riwayat At-Tirmudzy disebutkan dengan isnad yang  shahih dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,

“Di antara kebaikan Islam seseorang ialah meningalkan apa yang tidak dibutuhkannya.”

Dari Ummu Habibah, istri Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,dari Nabi Shallallhu alaihi wa Sallam, beliau bersabda,

“Setiap perkataan anak Adam bukan merupakan pahala baginya kecuali yang berupa perintah kepada yang ma’ruf atau berupa larangan dari yang mungkar atau dzikir kepada Allah Azza wa Jalla.”

Gerakan anggota tubuh yang paling ringan adalah lidah, tapi justru lidah inilah yang paling banyak mendatangkan mudharat bagi hamba.

Kelima: Langkah Kaki

Cara hamba menjaga langkah-langkah kaki ialah tidak memindahkan telapak kakinya kecuali kepada yang dapat diharapkan pahalanya.Jika langkah kakinya tidak menambah pahala,maka duduk adalah tindakan yang paling baik.Bisa saja dia keluar memuju tempat yang mubah dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Tergelincir itu ada dua macam: Tergelincirnya kaki dan tergelincirnya lisan.Salah satu di antaranya disebutkan sebagai pasangan bagi yang lainnya dalam firman Allah,

“Dan, hamba-hamba yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.”(Al-Furqan: 63).

3.CINTA DAN KEKASIH HATI

Siapa yang seluruh kekuatan cintanya tertuju kepada Kekasih Yang Mahatinggi, berarti kecintaan  kepada selain-Nya merupakan sesuatu yang batil dan siksaan.Cinta yang tulus  mengharuskan penunggalan sang kekasih, tidak menciptakan persekutuan antara dirinya dengan yang lain dalam kecintaan itu.Bahkan siapa yang berpaling dari cinta kepada Allah, mengingat-Nya dan merindukan perjumpaan dengan-Nya, maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya dengan mencintai selain-Nya, lalu Dia mengadzabnya di dunia, di Barzakh dan di akhirat.Boleh jadi cintanya itu kepada berhala, salib, pemuda tampan, wanita, kerabat, saudara atau cinta kepada apa pun yang merupakan gambaran kehinaan. Sebab manusia merupakan hamba bagi sesuatu yang dicintainya, siapa dan apa pun.

Siapa yang sesembahannya bukan penguasa dan pelindungnya, berarti sesembahannya adalah hawa nafsunya. Firman Allah,

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat)? Maka mengapa kalian tidak mengambil pelajaran?”(Al-Jatsiyah:23).

KEKHUSUSAN PENGHAMBAAN

Kekhusuan penghambaan ialah cinta yang disertai ketundukan dan merendahkan diri kepada Sang Kekasih.Siapa yang mencintai seorang kekasih dan tunduk kepadanya, berarti hatinya menghamba kepadanya.Doa yang biasa dibaca Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam d dalam shalat,

“Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu dengan pengetahuan-Mu tentang yang gaib dan kekuatan-Mu atas makhluk, hidupkanlah aku selagi hidup itu baik bagiku, dan wafatkan aku selagi wafat itu baik bagiku. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ketakutan kepada-Mu pada saat sembunyi dan terang-terangan, dan aku memohon kepada-Mu kalimat yang haq ketika marah dan ridha, dan aku memohon kepada-Mu keserdahanaan ketika miskin dan kaya, dan aku memohon kepada-Mu kenikmatan yang tidak habis, dan aku memohon kepada-Mu kerinduan bersua dengan-Mu.Aku berlindung kepada-Mu dari kemalangan yang mendatangkan mudharat dan cobaan yang menyesatkan. Ya Allah hiasilah kami dengan hiasan iman dan jadikanlah kami pemberi petunjuk bagi orang-orang yang mencari petunjuk.”

SYIRIK DALAM CINTA

Pangkal syirik kepada Allah adalah syirik dalam cinta, sebagaimana firman-Nya,

“Dan, di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah.Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165.

Maksudnya, hakikat ubudiyah tidak dapat diperoleh jika disertai syirik kepada Allah dalam cinta. Lain halnya dengan cinta kepada Allah yang merupakan konsekuensi dan keharusan ubudiyah. Sementara iman tidak sempurna kecuali dengan mencintai Rasul, bahkan keharusan mencintai Rasul ini lebih besar dari cinta kepada diri sendiri, bapak dan anak. Sebab mencintai beliau merupakan bagian dari cinta  kepada Allah. Begitu pula setiap cinta harena Allah dan bersama Allah, sebagaimana yang disebutkan di dalam Ash-Shahihain, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda,

“Tidak akan mendapatkan manisnya iman kecuali orang yang pada dirinya ada tiga perkara: Hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada cintanya kepada selain keduanya, hendaknya seseorang mencintai seseorang, dia tidak mencintainya melainkan karena Allah, dan dia tidak suka dikembalikan kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya dari kekufuran itu, sebagaimana dia tidak suka dilemparkan ke dalam api neraka”.

Di dalam As-Sunan disebutkan,

“Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan menahan karena Allah, maka imannya telah sempurna.”

Di samping itu,Allah telah berfirman,

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.”(Al-Baqarah: 222).

“Dan, Allah menyukai orang-orang yang sabar.”(Ali Imran: 146).

“Dan, Allah menmyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.”(Ali Imran:  148).

“Dan, Allah menyukai orang-orang yang berbuat adil.” (Al-Maidah:42).

“Diwajibkan atas kalian berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kalian benci. Boleh jadi kalian membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kalian, dan boleh jadi (pula) kalian menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kalian. Allah mengetahui, sedang kalian tidak mengetahui.”(Al-Baqarah: 216).

KALIMAT TAUHID

Kalimat tauhid merupakan kalimat yang karenanya bumi dan langit menjadi tegak. Allah memfitrahkan semua makhluk pada kalimat ini dan padanya pula Dia menegakkan millah, menjadikan kiblat dan melepaskan pedang-pedang jihad. Kalimat ini semata merupakan hak Allah atas semua hamba, suatu kalimat yang melindungi darah, harta dan keturunan di dunia ini, keselamatan dari adzab kubur dan api neraka. Kalimat inilah yang menjadi tempat kembali, yang tak seorang pun dapat masuk surga melainkan dengannya. Kalimat ini juga merupakan tali, siapa yang tidak berpegang kepadanya tidak akan sampai kepada Allah. Inilah kalimat Islam dan kunci kampung yang penuh kedamaian, yang karenanya manusia terbagi menjadi orang yang bahagia dan menderita, diterima dan ditolak, yang karenanya harus ada pemisahan antara wilayah kufur dan wilayah iman, dibedakan antara tempat yang penuh kenikmatan (surga) dan tempat yang penuh siksaan dan penderitaan (neraka). Kalimat ini juga yang sendiri menjangga hal yang wajib dan yang sunat. Siapa yang akhir perkataannya kalimat laa ilaaha illallah, tentu akan masuk surga.

Adapun roh dan rahasia kalimat ini ialah mengesakan Rabb yang memiliki pujian yang agung, yang memiliki asma’yang suci dan penuh barakah, yang tiada Ilah selain-Nya, pengesaan dalam cinta, pengagungan, takut dan harapan

 

CINTA MERUPAKAN DASAR SETIAP AGAMA

Sebagaimana cinta dan kehendak merupakan dasar setiap perbuatan seperti yang sudah dijelaskan dibgian terdahulu, ia juga merupakan dasar setiap agama, baik agama yang haq maupun agama yang batil. Agama mencakup amal-amal zhahir dan batin. Sementara cinta dan kehendak merupakan dasar dari semua itu. Agama adalah ketaatan, ibadah dan akhlak. Agama merupakan ketaatan yang hukumnya wajib dan rutin, yang kemudian menjadi akhlak dan kebiasaan.

DUA UNSUR AGAMA

Ada dua unsur dalam agama, yaitu:

  • Agama yang berunsur syariat dan perintah
  • Agama yang berunsur hisab dan pembalasa

Kedua-duanya milik Allah semata. Semua sisi agama milik Allah, baik yang berupa perintah maupun pembalasan. Cinta merupakan dasar dari masing-masing unsur ini. Apa pun yang disyariatkan dan diperintahkan Allah, maka Dia mencintai dan meridhainya.Sedang apa pun yang  dilarang-Nya, maka Dia tidak dan membencinya, karena ia menafikkan apa yang dicintai dan diridhai-Nya, karena Dia mencintai kebalikannya. Jadi agama yang berunsur perintah ini kembali kepada cinta dan keridhaan-Nya.

Agama yang diperuntukkan hamba bagi Allah dapat diterima jika berasal dari kecintaan dan ridha-Nya,sebagaimana sabda Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam ,

“Akan merasakan rasanya iman, orang yang ridha kepada Allah sebagai Rabb dan kepada Islam sebagai agama serta kepada Muhammad sebagai rasul.

****************************************************************

 

Leave a comment